REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama mengaku masih terus
mendalami kasus indikasi kristenisasi terhadap warga Sentul Bogor di
Kawasan Monumen Nasional pada awal November lalu. Sejauh ini, Kemenag
melalui Balitbang telah menemukan adanya keterlibatan oknum pengunsaha
di Sentul yang mengorganisir massa untuk datang ke Monas.
“Mobilisasi dilakukan oknum perusahaan di Sentul City,” ujar Kapuslitabang Pendidikan Kemenag Abd. Rahman Mas'ud kepada Republika, Rabu (3/12).
Pada ahad 2 November lalu, sebanyak 350 warga kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor diajak ke Monas untuk berwisata. Namun sesampainya di Monas, warga diikutkan beberapa rangkaian kegiatan mulai dari konseling masalah kehidupan, hingga menawarkan solusi yang dicurigai merupakan indikasi kristenisasi.
Di saat yang bersamaan, di jalan Thamrin terdapat acara Car Free Day yang juga diduga kuat menjadi ajang kristenisasi serupa, melalui pembagian kalung berlogo merpati, puisi-puisi bernada kristiani, serta biskutit dengan simbol tertentu.
Kedua kegiatan di pusat Ibu Kota jakarta diduga kuat dilakukan oleh kelompok yang terorganisir. “Kedua kegiatan tersebut disinyalir ada kaitan,” ujar dia.
Dia mengimbau agar Ditjen Kristen duduk bersama dengan majelis, untuk membahas masalah ini. “Ada indikasi pemurtadan yang melanggar aturan dakwah yang sudah diatur,” ujar dia.
“Mobilisasi dilakukan oknum perusahaan di Sentul City,” ujar Kapuslitabang Pendidikan Kemenag Abd. Rahman Mas'ud kepada Republika, Rabu (3/12).
Pada ahad 2 November lalu, sebanyak 350 warga kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor diajak ke Monas untuk berwisata. Namun sesampainya di Monas, warga diikutkan beberapa rangkaian kegiatan mulai dari konseling masalah kehidupan, hingga menawarkan solusi yang dicurigai merupakan indikasi kristenisasi.
Di saat yang bersamaan, di jalan Thamrin terdapat acara Car Free Day yang juga diduga kuat menjadi ajang kristenisasi serupa, melalui pembagian kalung berlogo merpati, puisi-puisi bernada kristiani, serta biskutit dengan simbol tertentu.
Kedua kegiatan di pusat Ibu Kota jakarta diduga kuat dilakukan oleh kelompok yang terorganisir. “Kedua kegiatan tersebut disinyalir ada kaitan,” ujar dia.
Dia mengimbau agar Ditjen Kristen duduk bersama dengan majelis, untuk membahas masalah ini. “Ada indikasi pemurtadan yang melanggar aturan dakwah yang sudah diatur,” ujar dia.
Posting Komentar