Paduan Suara panti |
Bertempat di Aula Putri Jl. Merbabu No 26 Kota Madiun, 6/9/13, keluarga besar Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Madiun selenggarakan silaturahim dan halal bihalal, acara dihadiri seluruh pengurus, anak asuh-santri, tamu undangan, dan orang tua/ wali santri.
Dalam acara tersebut selain sebagai ajang halal bi halal dan silaturahim juga sebagai pengenalan kepada masyarakat akan pengembangan Panti Psuhan Muhammadiyah Kota Madinu menuju Pondok Pesantren Muhammadiyah Kota Madiun-Muhammadiyah Boarding School (MBS) Poncowati Kota Madiun yang sampai saat ini pembebasan lahan di jalan poncowati Kota Madiun seluas 3175 meter persegi. Drs. Suyono, M.Pd, Direktur Panti Asuhan Muhammadiyah, dalam sambutannya menyampaikan permohonan dukungannya kepada semua pihak demi segera tercapainnya tujuan tersebut." Mohon dukunganya biar segera terealisasi," jelas pria yang biasa dipanggil pak yono itu.
Selain itu pria yang juga sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kota Madiun melaporkan kondisi perkembangan dari Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Madiun, "tahun ini ada tambahan anak asuh baru 11 anak dari Madiun, Magetan, Ponorogo, Ngawi, dan Sragen," jelasnya
Kemudian acara inti diisi oleh Ust. Imam Nawawi, Mubalig Muhammadiyah Kab. Madiun, dalam materinya Ustad. Nawawi menyampaikan makna saling memaafkan. " Pada ayat 237 surah Al-Baqarah disebutkan bahwa :
وَ أَنْ تَعْفُوْا أَقـْرَبُ لِلتـَّقـْوَ
“..Dan jika kamu memaafkan, maka hal itu lebih dekat kepada takwa…” Memaafkan orang lain sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh baginda Rasulullah SAW di awal dakwahnya, bahkan beliau mendoakan mereka yang ingkar dan telah melukainya di saat Jibril as meminta kepadanya untuk memohon balasan atau azab Allah bagi mereka, merupakan suatu kesabaran dan keteguhan hati dalam meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
وَ أَنْ تَعْفُوْا أَقـْرَبُ لِلتـَّقـْوَ
“..Dan jika kamu memaafkan, maka hal itu lebih dekat kepada takwa…” Memaafkan orang lain sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh baginda Rasulullah SAW di awal dakwahnya, bahkan beliau mendoakan mereka yang ingkar dan telah melukainya di saat Jibril as meminta kepadanya untuk memohon balasan atau azab Allah bagi mereka, merupakan suatu kesabaran dan keteguhan hati dalam meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Ustadz nawawi melanjutkan, Makna dari Halal bi Halal ini akan lebih bermakna jika puasa yang
dilakukan benar-benar sempurna dan mampu meraih tujuan utama dari puasa
itu sendiri yaitu meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT.
Karena Rasulullah SAW bersabda :
رُبَّ صَائِمٍ لـَيْسَ لَهُ مِنٓ صِيَامِهِ إِلاَّ الـْجُوْع
“Banyak sekali orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar” (HR.Nasai, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Hal
ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan niat dan tujuan dalam berpuasa. Jika kita ingin melakukan perjalanan ke suatu tempat, mislanya dari
Ambon menuju Jakarta, maka niat kita bukan sekedar berangkat ke Jakarta
dan tujuan kita bukan semata-mata karena ingin sampai atau tiba di
bandara maupun pelabuhan yang ada di Jakarta, melainkan masih banyak
tujuan-tujuan utama lainnya yaitu ingin mengagumi kemegahan kota
metropolitan, bersilatur rahmi dengan sanak saudara, berbelanja ataupun
berekreasi dan bertamasya. "Begitu pula halnya dengan berpuasa, dimana
niat berpuasa bukan sekedar melaksanakan kewajiban sebagai seorang
muslim, malu dengan tetangga atau takut dihina. Dan tujuan berpuasa
bukan karena ingin sampai dan tiba di pelabuhan idul fitri saja
melainkan masih banyak tujuan utama lainnya yang akan menjadikan kita
sebagai orang yang bertakwa,"jelasnya. رُبَّ صَائِمٍ لـَيْسَ لَهُ مِنٓ صِيَامِهِ إِلاَّ الـْجُوْع
“Banyak sekali orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar” (HR.Nasai, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Hal
Setelah seselai acara halal bi halal dan silaturahim, acara dilanjutkan sharing dan khususi antara pengurus dan walisantri. Diacara sharing tersebut diwulai dengan perkenalan pengurus, program-program, dan aturan lembaga_arief sugianto
Posting Komentar