Diberdayakan oleh Blogger.
ASRAMA UPTODATE
11.59
Kader IMM Sabet Juara Dalam The 5th ASEAN-Korea Frontier Forum
Written By pa-ponpes-muhammadiyah-madiun on Desember 04, 2014 | 11.59
Busan-Ela Nofitasari, Kepala Bidang Hubungan Luar
Negeri Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM),
menyabet Juara ke III dalam The 5th ASEAN-Korea Frontier Forumdi Busan, Korea Selatan 23 – 29 Nopember 2014. Ela Nofitasari sekaligus dinobatkan menjadi Duta Industri Pariwisata (Tourism Industry) Indonesia untuk ASEAN setelah mempresentasikan makalahnya dengan judul ASEAN as a Single tourism Destination.
Menurut Ela, acara yang dimotori oleh Asia exchange association republic of Korea Korea tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya yang dapat berbagi ide dan gagasan bersama sebelas delegasi ASEAN yang hadir. “Kami banyak berbagi ide dan gagasan akan kemajuan perekonomian negara-negara di wilayah ASEAN, dan sisi lain juga sekaligus membahasisu-isu global dan regional,” jelasnya melalui sambungan telepon, Selasa (2/12). Dalam makalahnya Ela menjelaskan, potensi industri pariwisata yang dimiliki oleh indonesia begitu besar serta dapat dioptimalkan untuk kemajuan bangsa, berkaca dari situasi itu, kemurnian alam dan sektor wisata harus tetap dijaga. Maka dari itu, kegiatan eksplorasi kekayaan alam yang ada, jangan sampai mengakibatkan kerusakan lingkungan yang akan menggerus potensi wisata. Lebih lanjut menurut Ela, ada beberapa agenda yang membantu laju perkembangan industri pariwisata di ASEAN, diantaranya adalah faktor promosi di pasar global, penguatan kapasitas pelaku pariwisata, dan kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan sektor wisata.
Agenda 5th ASEAN-Korea Frontier Forum iniadalah bagian dariperingatan kerja sama antara ASEAN dan Republicof Korea (ROK), dengan pokok bahasan diantaranya; Kerjasama Penanggulangan Bencana “Disaster management”,Industri Pariwisata “Tourism Industry” dan Penciptaan lapangan kerja untuk pemuda “Youth Job Creation”.Delegasi yang hadir dalam pertemuan ini berasal dari sebelas Negara, yakni; Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam, Republik of Korea, Indonesia, Laos, Malaysia, Brunei Darussalam, Cambodia. (mac). (muhammadiyah.or.id)
Menurut Ela, acara yang dimotori oleh Asia exchange association republic of Korea Korea tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya yang dapat berbagi ide dan gagasan bersama sebelas delegasi ASEAN yang hadir. “Kami banyak berbagi ide dan gagasan akan kemajuan perekonomian negara-negara di wilayah ASEAN, dan sisi lain juga sekaligus membahasisu-isu global dan regional,” jelasnya melalui sambungan telepon, Selasa (2/12). Dalam makalahnya Ela menjelaskan, potensi industri pariwisata yang dimiliki oleh indonesia begitu besar serta dapat dioptimalkan untuk kemajuan bangsa, berkaca dari situasi itu, kemurnian alam dan sektor wisata harus tetap dijaga. Maka dari itu, kegiatan eksplorasi kekayaan alam yang ada, jangan sampai mengakibatkan kerusakan lingkungan yang akan menggerus potensi wisata. Lebih lanjut menurut Ela, ada beberapa agenda yang membantu laju perkembangan industri pariwisata di ASEAN, diantaranya adalah faktor promosi di pasar global, penguatan kapasitas pelaku pariwisata, dan kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan sektor wisata.
Agenda 5th ASEAN-Korea Frontier Forum iniadalah bagian dariperingatan kerja sama antara ASEAN dan Republicof Korea (ROK), dengan pokok bahasan diantaranya; Kerjasama Penanggulangan Bencana “Disaster management”,Industri Pariwisata “Tourism Industry” dan Penciptaan lapangan kerja untuk pemuda “Youth Job Creation”.Delegasi yang hadir dalam pertemuan ini berasal dari sebelas Negara, yakni; Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam, Republik of Korea, Indonesia, Laos, Malaysia, Brunei Darussalam, Cambodia. (mac). (muhammadiyah.or.id)
10.30
Politikus Belanda: Kami Tidak Ingin Ada Islam di Belanda
REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Politikus sayap kanan Belanda, menyerukan
penutupan masjid di Belanda. "Integritas, identitas, dan budaya Belanda
dirusak oleh imigrasi dan inkubasi. Kami tidak ingin Islam ada di
Belanda," kata Anggota Partai Kebebasan Belanda (PVV), Machiel de Graaf,
seperti dilansir Daily Hurriyet News, Kamis (4/12).
Menurut Machiel, Belanda lebih baik tanpa ada masjid. Ini karena, umat Islam Belanda menolak untuk berasimilasi. Mereka (umat Islam-red) memiliki banyak anak sehingga mengancam identitas dan budaya Belanda.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menyayangkan tuduhan agresif dan rasis yang dialamatkan kepada komunitas Turki di Belanda. Turki memperingatkan Belanda masalah itu akan mengganggu hubungan kedua negara.
"Tuduhan itu tidak bisa diterima. Kami sulit memahami mengapa ada serangan rasis yang tidak sesuai dengan hubungan kedua negara," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Sumber anonim mengatakan kepada Asyur International News Agency bahwa para pejabat dari Turki dan Belanda sepakat "integrasi tidak berarti asimilasi".
Menurut CIA World Factbook, Islam adalah agama terbesar kedua di Belanda. Jumlahnya diperkirakan sekitar lima persen dari populasi Belanda.
Menurut Machiel, Belanda lebih baik tanpa ada masjid. Ini karena, umat Islam Belanda menolak untuk berasimilasi. Mereka (umat Islam-red) memiliki banyak anak sehingga mengancam identitas dan budaya Belanda.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menyayangkan tuduhan agresif dan rasis yang dialamatkan kepada komunitas Turki di Belanda. Turki memperingatkan Belanda masalah itu akan mengganggu hubungan kedua negara.
"Tuduhan itu tidak bisa diterima. Kami sulit memahami mengapa ada serangan rasis yang tidak sesuai dengan hubungan kedua negara," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Sumber anonim mengatakan kepada Asyur International News Agency bahwa para pejabat dari Turki dan Belanda sepakat "integrasi tidak berarti asimilasi".
Menurut CIA World Factbook, Islam adalah agama terbesar kedua di Belanda. Jumlahnya diperkirakan sekitar lima persen dari populasi Belanda.
10.24
Cara Pandang Konspiratif
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azyumardi Azra
Tidak ragu lagi, salah satu warisan (legacy) Islam yang berkembang pesat dalam masa setengah abad terakhir adalah lembaga pendidikan Islam (PTAI), baik negeri (PTAIN) maupun swasta (PTAIS). Bermula dari Sekolah Tinggi Islam (STI), kemudian Fakultas Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PTAIN secara sederhana berawal dengan pendirian pendidikan kedinasan Kementerian Agama berupa Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Ciputat dan PerguruanTinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta pada 1957.
Cerita selanjutnya adalah ekspansi PTAIN ketika ADIA dan PTAIN meninggalkan status pendidikan kedinasan menjadi IAIN sejak 1960. Sepanjang tahun-tahun akhir pemerintahan Orde Lama dan awal Orde Baru satu persatu IAIN didirikan di banyak ibukota provinsi dengan fakultas cabang di sejumlah kota kecil. Berikutnya, pada 1997 seluruh fakultas cabang tersebut memperoleh peningkatan status menjadi STAIN.
Terakhir sejak 2002 sampai 2014. 10 IAIN dan satu STAIN menjadi UIN—sebuah nomenklatur baru dalam pendidikan tinggi Islam. Dalam waktu yang sama sejumlah STAIN menjadi IAIN. Hasilnya, kini terdapat 56 PTAIN yang terdiri dari 11 UIN, 24 IAIN dan 21 STAIN. Kini juga terdapat perguruan tinggi agama negeri Kristen (STAKN) dan Hindu (STAHN dan IAHN).
Mengamati perkembangan PTAIN, riwayatnya seolah menjadi pembuktian argumen Harry J. Benda dalam The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam under the Japanese Occupation, 1942-1945 (1958). Meminjam argumennya, sejak masa Jepang dan kemerdekaan, sejarah Islam Indonesia tak lain riwayat ekspansi kaum santri dengan proses ‘santrinisasi’ lewat IAIN khususnya.
Hal yang sama juga ditegaskan MC. Ricklefs, sejarawan Australia terkemuka. Dalam karya terakhirnya, Islamization and Its Opponents in Java: A Political, Social, Cultural and Religious History, C. 1930 to the Present (2012), Ricklefs menyimpulkan, IAIN memainkan peran penting dalam proses Islamisasi yang menurut dia ‘tidak bisa dihentikan atau dimundurkan’.
Karena itu, perkembangan PTAIN dan kajian Islam yang menyertainya perlu dirayakan secara reflektif dan evaluatif agar dapat memberi kontribusi lebih besar lagi bagi negara-bangsa Indonesia. Terkait dengan hal itu, penulis Resonansi ini beruntung dapat turut merayakan sebagai narasumber dalam beberapa konperensi tentang kajian Islam pada Program PascaSarjana UIN Yogyakarta (18/11/2-14), Program PascaSarjana UIN Surabaya (20/11), Konperensi Internasional Tahunan Kajian Islam (AICIS XIV, IAIN Samarinda, 21-24/11/2014), dan IAIN Banjarmasin (25/11).
Dalam merayakan PTAIN dan Kajian Islam, juga sepatutnya penghargaan diberikan kepada mereka yang telah ikut mengasuhnya baik sarjana dan praktisi pendidikan dari lingkungan PTAIN sendiri, maupun kalangan luar yang turut mengabdikan diri dalam pengembangan PTAIN khususnya sejak masa IAIN sampai STAIN dan UIN.
Di antara sarjana asing yang turut membantu pengembangan IAIN adalah Karel Steenbrink dan Martin van Bruinessen, keduanya asal Belanda, yang masing-masing pada 1970an dan 1980an mengajar dan membantu pengembangan Program PascaSarjana di IAIN Yogyakarta dan IAIN Jakarta. Mereka memberikan kontribusi tidak hanya dalam penguatan pendekatan baru dalam kajian Islam yang lebih bersifat historis, antropologis dan sosiologis, tetapi juga menghasilkan lulusan S2 dan S3 yang kemudian memainkan peran penting dalam pengembangan IAIN dan Program PascaSarjananya.
Meski banyak kemajuan PTAIN dan kajian Islam, masih ada kalangan yang tidak bisa menggunakan nalar obyektifnya, dan sebaliknya menggunakan cara pandang konspiratif. Misalnya, dalam konperensi internasional ‘Dynamics of the Studies on Indonesian Islam: Tribute to Karel Steenbrink and Martin van Bruinessen’ di Program PascaSarjana UIN Sunan Kalijaga’ seorang audiens dalam kesempatan tanya jawab menyatakan tentang adanya ‘konspirasi’ jahat untuk meminggirkan Islam dan Muslim di Indonesia.
Lebih jauh dengan cara pandang konspiratif, dia mengutip kembali dikotomi usang tentang ‘minna’ dan ‘minhum’ terkait politik dan pemerintahan. Dengan oposisi biner’ ini, pemerintahan yang ada bukanlah pemerintahan umat—bukan ‘dari kita’ (minna).
Cara pandang konspiratif jelas sangat merugikan. Pertama, menciptakan ‘majority with a minority complex, ungkapan sosiolog Belanda, W.F. Wertheim ketika mengamati sosiologi umat Islam Indonesia di masa Presiden Soekarno. Cara pandang seperti ini sempat bertahan dalam psikologi sebagian umat Islam Indonesia pada masa Orde Baru. Akibatnya, mereka terhinggapi perasaan menjadi tamu di rumahnya sendiri.
Meski cara pandang konspiratif sebagian besarnya memudar sejak 1990an, masih ada saja yang ‘menyanyikan lagu lama’ ini. Cara pandang seperti itu sepatutnya diganti dengan kacamata lebih positif; bersyukur dengan kemajuan yang telah dicapai, mengoreksi hal-hal yang belum pada tempatnya dan turut melakukan apa yang bisa dilakukan untuk lebih memajukan umat dan negara-bangsa Indonesia.
Tidak ragu lagi, salah satu warisan (legacy) Islam yang berkembang pesat dalam masa setengah abad terakhir adalah lembaga pendidikan Islam (PTAI), baik negeri (PTAIN) maupun swasta (PTAIS). Bermula dari Sekolah Tinggi Islam (STI), kemudian Fakultas Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PTAIN secara sederhana berawal dengan pendirian pendidikan kedinasan Kementerian Agama berupa Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Ciputat dan PerguruanTinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta pada 1957.
Cerita selanjutnya adalah ekspansi PTAIN ketika ADIA dan PTAIN meninggalkan status pendidikan kedinasan menjadi IAIN sejak 1960. Sepanjang tahun-tahun akhir pemerintahan Orde Lama dan awal Orde Baru satu persatu IAIN didirikan di banyak ibukota provinsi dengan fakultas cabang di sejumlah kota kecil. Berikutnya, pada 1997 seluruh fakultas cabang tersebut memperoleh peningkatan status menjadi STAIN.
Terakhir sejak 2002 sampai 2014. 10 IAIN dan satu STAIN menjadi UIN—sebuah nomenklatur baru dalam pendidikan tinggi Islam. Dalam waktu yang sama sejumlah STAIN menjadi IAIN. Hasilnya, kini terdapat 56 PTAIN yang terdiri dari 11 UIN, 24 IAIN dan 21 STAIN. Kini juga terdapat perguruan tinggi agama negeri Kristen (STAKN) dan Hindu (STAHN dan IAHN).
Mengamati perkembangan PTAIN, riwayatnya seolah menjadi pembuktian argumen Harry J. Benda dalam The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam under the Japanese Occupation, 1942-1945 (1958). Meminjam argumennya, sejak masa Jepang dan kemerdekaan, sejarah Islam Indonesia tak lain riwayat ekspansi kaum santri dengan proses ‘santrinisasi’ lewat IAIN khususnya.
Hal yang sama juga ditegaskan MC. Ricklefs, sejarawan Australia terkemuka. Dalam karya terakhirnya, Islamization and Its Opponents in Java: A Political, Social, Cultural and Religious History, C. 1930 to the Present (2012), Ricklefs menyimpulkan, IAIN memainkan peran penting dalam proses Islamisasi yang menurut dia ‘tidak bisa dihentikan atau dimundurkan’.
Karena itu, perkembangan PTAIN dan kajian Islam yang menyertainya perlu dirayakan secara reflektif dan evaluatif agar dapat memberi kontribusi lebih besar lagi bagi negara-bangsa Indonesia. Terkait dengan hal itu, penulis Resonansi ini beruntung dapat turut merayakan sebagai narasumber dalam beberapa konperensi tentang kajian Islam pada Program PascaSarjana UIN Yogyakarta (18/11/2-14), Program PascaSarjana UIN Surabaya (20/11), Konperensi Internasional Tahunan Kajian Islam (AICIS XIV, IAIN Samarinda, 21-24/11/2014), dan IAIN Banjarmasin (25/11).
Dalam merayakan PTAIN dan Kajian Islam, juga sepatutnya penghargaan diberikan kepada mereka yang telah ikut mengasuhnya baik sarjana dan praktisi pendidikan dari lingkungan PTAIN sendiri, maupun kalangan luar yang turut mengabdikan diri dalam pengembangan PTAIN khususnya sejak masa IAIN sampai STAIN dan UIN.
Di antara sarjana asing yang turut membantu pengembangan IAIN adalah Karel Steenbrink dan Martin van Bruinessen, keduanya asal Belanda, yang masing-masing pada 1970an dan 1980an mengajar dan membantu pengembangan Program PascaSarjana di IAIN Yogyakarta dan IAIN Jakarta. Mereka memberikan kontribusi tidak hanya dalam penguatan pendekatan baru dalam kajian Islam yang lebih bersifat historis, antropologis dan sosiologis, tetapi juga menghasilkan lulusan S2 dan S3 yang kemudian memainkan peran penting dalam pengembangan IAIN dan Program PascaSarjananya.
Meski banyak kemajuan PTAIN dan kajian Islam, masih ada kalangan yang tidak bisa menggunakan nalar obyektifnya, dan sebaliknya menggunakan cara pandang konspiratif. Misalnya, dalam konperensi internasional ‘Dynamics of the Studies on Indonesian Islam: Tribute to Karel Steenbrink and Martin van Bruinessen’ di Program PascaSarjana UIN Sunan Kalijaga’ seorang audiens dalam kesempatan tanya jawab menyatakan tentang adanya ‘konspirasi’ jahat untuk meminggirkan Islam dan Muslim di Indonesia.
Lebih jauh dengan cara pandang konspiratif, dia mengutip kembali dikotomi usang tentang ‘minna’ dan ‘minhum’ terkait politik dan pemerintahan. Dengan oposisi biner’ ini, pemerintahan yang ada bukanlah pemerintahan umat—bukan ‘dari kita’ (minna).
Cara pandang konspiratif jelas sangat merugikan. Pertama, menciptakan ‘majority with a minority complex, ungkapan sosiolog Belanda, W.F. Wertheim ketika mengamati sosiologi umat Islam Indonesia di masa Presiden Soekarno. Cara pandang seperti ini sempat bertahan dalam psikologi sebagian umat Islam Indonesia pada masa Orde Baru. Akibatnya, mereka terhinggapi perasaan menjadi tamu di rumahnya sendiri.
Meski cara pandang konspiratif sebagian besarnya memudar sejak 1990an, masih ada saja yang ‘menyanyikan lagu lama’ ini. Cara pandang seperti itu sepatutnya diganti dengan kacamata lebih positif; bersyukur dengan kemajuan yang telah dicapai, mengoreksi hal-hal yang belum pada tempatnya dan turut melakukan apa yang bisa dilakukan untuk lebih memajukan umat dan negara-bangsa Indonesia.
13.51
Pembaca yang budiman, sudah sering kita mendengar nama Panti Asuhan Muhammadiyah Madiun atau mungkin juga sering berkunjung tapi kok belum tau pengurus dan anak anak. Nah, lewat media ini admin akan up load foto terbaru pengurus dan anak-anak, anak yang ad di Panti Asuhan Muhammadiyah Madiun dari banyak daerah lho ada dari Kota Madiun, Kab. Madiun, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Solo, Sragen, dan yng paling jauh dari NTT. Kok malah nglantur, ini langsung saja foto anak-anak dan pengurus:
Foto Anak Asuh dan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Madiun
Written By pa-ponpes-muhammadiyah-madiun on Desember 03, 2014 | 13.51
Anak Putra dan Kepala Asrama |
Pengurus dan Pengasuh |
Perwakilan Anak Putri Asrama Joiranan dan Kepala Asrama |
Anak Putri Asrama Merbabu dan Kepala Asrama |
Labels:
Kota Madiun,
LIPUTAN PONDOK
13.16
C-Tech Labs dan PP Muhammadiyah Kerjasama Kembangkan Aplikasi 4D Brain ECVT
Jakarta - Kerjasama pengembangan aplikasi 4D Brain
ECVT yang telah diklaim menjadi alat pemindai aktivitas otak tercepat di
dunia tengah dilakukan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan C-Tech
Labs Edwar Technology. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di
Aula Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Rabu (26/11), diikuti rangkaian acara seminar deteksi dini
penyakit sistem syaraf pusat dan aplikasi teknologi 4D Brain ECVT.
Pengembangan aplikasi instrumen pencitra aktivitas otak ini akan
dilakukan di Jaringan Amal Muhammadiyah seluruh Indonesia.
Seiring berkembangnya neurosains, meningkat pula kebutuhan akan metode
yang mampu mengamati perubahan aktifitas fungsi sistem saraf pusat
secara non-invasif. Permasalahannya adalah, perubahan aktifitas yang
berlangsung dalam hitungan mili detik ini belum bisa dideteksi dengan
kecepatan tinggi melalui instrument pencitraan otak yang lazim digunakan
saat ini seperti positron emission tomography (PET) maupun functional
MRI (fMRI). Hingga saat ini, perekaman dengan kecapatan tinggi aktifitas
fungsi sistem satraf pusat bisa dilakukan dengan electroencephalography
(EEG). Namun, instrumen ini memiliki kelemahan dalam hal resolusi
spasial, utamanya tidak bisa mendeteksi bagian dalam otak secara
non-invasif.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, C-Tech Labs Edwar Technology
mengembangkan instrumen pencitraan otak yang dinamakan 4D Brain
electrical capacitance volume tomography (ECVT). “4D Brain ECVT mampu
mendeteksi properti dielektrik di dalam suatu objek, sehingga struktur
anatomi abnormal bisa terdeteksi dan aktifitas fungsi sistem saraf pusat
mampu diamati secara non-invasif dengan kecepatan tinggi,” tutur Dr.
Warsito Purwo Taruno, M. Eng, CEO C-Tech Group sekaligus inventor
teknologi ini. Selain itu, 4D Brain ECVT bersifat mudah dibawa, aman,
dan berbiaya murah. Perekaman bisa dilakukan secara sederhana tanpa
membutuhkan tempat khusus, sehingga bisa dilakukan di berbagai tempat
seperti poliklinik. Alat ini diklaim dapat memindai otak dalam waktu
tercepat di dunia, 1/2000 detik.
Upaya mendiagnosis adanya struktur sistem saraf pusat yang bersifat
abnormal menjadi lebih mudah sejak ditemukannya computed tomography scan
(CT-Scan) dan magnetic resonace imaging (MRI). Akan tetapi, metode ini
memiliki berbagai kendala seperti tidak bersifat mudah dibawa,
membutuhkan tempat khusus, dan berbiaya tinggi. Berbeda dengan 4D Brain
ECVT, melalui pencitraan otak yang dilakukan secara non-invasif, alat
ini mampu melihat struktur anatomi dan aktifitas fungsional sistem saraf
pusat di manapun, murah, dan tak memiliki efek samping. (dzar)
13.11
Muhammadiyah Akan Dirikan Puskesmas Terapung
Magelang - Keterbatasan fasilitas kesehatan di
Indonesia bagian Timur membuat sejumlah pengurus di Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah tergerak. Mereka segera akan merealisasikan ide pendirian
puskesmas apung untuk masyarakat di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menjelaskan, ide pendirian
puskesmas apung tersebut lahir dari pemikiran Ketua Pengurus Daerah
Muhammadiyah Sikka, Nusa Tenggara Timur, H Rosyid.
Ide itu muncul karena di delapan pulau yang ada di NTT tersebut minim
fasilitas kesehatan. Menurutnya, ide pendirian puskesmas apung
kemungkinan baru pertama kali ada di Indonesia.
"Ini ide yang cemerlang, kami (Muhammadiyah) merespon positif gagasan
ini. Puskesmas apung ini, secara berkala akan mendatangi penduduk yang
tinggal di pulau-pulau untuk memberikan layanan kesehatan," jelasnya
usai membuka Rakernas Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, di auditorium Universitas Muhammadiyah Magelang,
Sabtu (29/11/2014).
Din bahkan berharap puskesmas apung sudah harus bisa diwujudkan sebelum
Agustus 2015 atau sebelum Muktamar Muhammadiyah dilaksanakan. Sehingga,
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di delapan pulau besar di Sikka itu
dapat terlayani dengan baik. (dzar)
13.03
Bersedekah Saat Sehat
Bersedekah Saat Sehat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Bersedekahlah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan, janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, ‘Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian,' padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadis di atas memberikan pelajaran penting kepada kita mengenai saat sedekah yang akan diganjar dengan pahala yang besar oleh Allah SWT, salah satunya adalah bersedekah saat diri kita sedang sehat.
Besarnya pahala yang didapat orang yang bersedekah pada saat sehat dikarenakan pada umumnya manusia akan merasa pelit ketika berada dalam keadaan sehat.
Bila ia bersedekah dalam kondisi sehat hal itu menjadi bukti akan kesungguhan niatnya dan begitu besar kecintaannya kepada Allah SWT. Inilah yang menjadikan bersedekah pada waktu sehat adalah sedekah yang utama dan berpahala besar.
Berbeda halnya dengan mereka yang sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk sehat. Sementara, ia memandang hartanya akan menjadi milik orang lain maka ketika itu sedekahnya merupakan suatu kekurangan. Karena itu, bersedekah pada saat sehat merupakan bagian penting yang harus kita lakukan dalam hidup ini.
Jangan sampai nikmat sehat yang Allah SWT anugerahkan kepada kita kosong dari amal saleh, salah satunya kosong dari bersedekah. Selain berpahala besar, ketika kita bersedekah pada saat sehat akan menjadikan kita golongan orang yang menyegerakan amal kebaikan.
Hal ini dapat kita pahami dari hadis Rasulullah SAW, “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datang tujuh hal; tidaklah kamu menantikan kecuali kemiskinan yang menimbulkan kelalaian, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang merusak, ketuarentaan yang melemahkan akal, kematian yang membunuh dengan cepat, atau menunggu datangnya dajal padahal ia adalah sejelek-jeleknya yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat itu lebih berat dan lebih pahit (pedih).” (HR Tirmidzi).
Selain itu, bersedekah pada saat diri kita sehat sama dengan mensyukuri nikmat kesehatan. Itu karena bukti mensyukuri nikmat sehat adalah mempergunakan nikmat sehat itu dengan melakukan ketaatan kepada-Nya yang salah satunya mengisi nikmat sehat dengan banyak bersedekah.
Lainnya, bersedekah pada saat sehat termasuk orang yang diutamakan karena kebanyakan manusia sering melupakan nikmat sehat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari).
Untuk itu, selagi sehat, mari isi kesempatan yang Allah anugerahkan ini dengan memperbanyak amal kebaikan, di antaranya, dengan bersedekah agar mendapatkan pahala yang besar dan keutamaan dari Allah SWT. Wallahu’alam. (REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Bersedekahlah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan, janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, ‘Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian,' padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadis di atas memberikan pelajaran penting kepada kita mengenai saat sedekah yang akan diganjar dengan pahala yang besar oleh Allah SWT, salah satunya adalah bersedekah saat diri kita sedang sehat.
Besarnya pahala yang didapat orang yang bersedekah pada saat sehat dikarenakan pada umumnya manusia akan merasa pelit ketika berada dalam keadaan sehat.
Bila ia bersedekah dalam kondisi sehat hal itu menjadi bukti akan kesungguhan niatnya dan begitu besar kecintaannya kepada Allah SWT. Inilah yang menjadikan bersedekah pada waktu sehat adalah sedekah yang utama dan berpahala besar.
Berbeda halnya dengan mereka yang sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk sehat. Sementara, ia memandang hartanya akan menjadi milik orang lain maka ketika itu sedekahnya merupakan suatu kekurangan. Karena itu, bersedekah pada saat sehat merupakan bagian penting yang harus kita lakukan dalam hidup ini.
Jangan sampai nikmat sehat yang Allah SWT anugerahkan kepada kita kosong dari amal saleh, salah satunya kosong dari bersedekah. Selain berpahala besar, ketika kita bersedekah pada saat sehat akan menjadikan kita golongan orang yang menyegerakan amal kebaikan.
Hal ini dapat kita pahami dari hadis Rasulullah SAW, “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datang tujuh hal; tidaklah kamu menantikan kecuali kemiskinan yang menimbulkan kelalaian, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang merusak, ketuarentaan yang melemahkan akal, kematian yang membunuh dengan cepat, atau menunggu datangnya dajal padahal ia adalah sejelek-jeleknya yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat itu lebih berat dan lebih pahit (pedih).” (HR Tirmidzi).
Selain itu, bersedekah pada saat diri kita sehat sama dengan mensyukuri nikmat kesehatan. Itu karena bukti mensyukuri nikmat sehat adalah mempergunakan nikmat sehat itu dengan melakukan ketaatan kepada-Nya yang salah satunya mengisi nikmat sehat dengan banyak bersedekah.
Lainnya, bersedekah pada saat sehat termasuk orang yang diutamakan karena kebanyakan manusia sering melupakan nikmat sehat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari).
Untuk itu, selagi sehat, mari isi kesempatan yang Allah anugerahkan ini dengan memperbanyak amal kebaikan, di antaranya, dengan bersedekah agar mendapatkan pahala yang besar dan keutamaan dari Allah SWT. Wallahu’alam. (REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam)
12.56
Logo Halal, Alat Marketing yang Hot dan Seksi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki pasar bebas ASEAN 2015, pelopor Halal Corner
Aisha Maharani menyatakan pengusaha kuliner dan kosmetika perlu lebih
giat dalam meningkatkan penjualan produknya. Salah satu pendongkrak
penjualan ini ialah logo halal dalam produk.
“Salah satu tools marketing yang Hot dan Seksi saat ini bukan iklan yang dibarengi wanita cantik lho, tapi logo halal,” tulis Aisha melalui akun Twitter-nya @AishaMaharanie, Rabu (3/12).
Aisha menjelaskan logo halal menjadi alat penjualan yang hot dan seksi karena saat ini tren halal di beberapa negara non-Muslim mulai meningkat.
Beberapa contoh negara tersebut ialah Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini mulai agresif dalam meningkatkan devisa negara melalui sektor industri halal.
Selain itu, Aisha juga menjelaskan Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) telah disahkan 29 Septermber lalu.
UU JPH ini mewajibkan setiap produk pangan untuk mensertifikasi halal produknya. UU JPH ini akan mulai diberlakukan dalam lima tahun yang akan datang.
Aisha menjelaskan proses sertifikasi halal yang diatur dalam UU JPH memang cukup panjang. Pertama, produsen perlu mendaftar ke Badan Pengawas Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan kemudian diserahkan pada lembaga sertifikasi halal yang ditunjuk.
Lembaga sertifikasi halal ini kemudian akan mengaudit dan hasil auditnya dilaporkan kembali ke BPJPH. BPJPH lalu melanjutkan laporan tersebut pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk difatwakan. Fatwa dari MUI ini kemudian dikembalikan pada BPJPH untuk diberikan sertifikat dan logo Halal.
Untuk saat ini, Aisha menyatakan pihak-pihak terkait termasuk komunitas Halal Corner masih mendiskusikan dan mengawal UU JPH tersebut.
Karena itu, Aisha menyarankan agar produsen segera mensertifikasi halal produknya dengan alur sederhana yang berlaku saat ini sebelum UU JPH berlaku. Untuk saat ini, estimasi waktu untuk proses sertifikasi halal melalui MUI kurang lebih hanya satu bulan.
“Salah satu tools marketing yang Hot dan Seksi saat ini bukan iklan yang dibarengi wanita cantik lho, tapi logo halal,” tulis Aisha melalui akun Twitter-nya @AishaMaharanie, Rabu (3/12).
Aisha menjelaskan logo halal menjadi alat penjualan yang hot dan seksi karena saat ini tren halal di beberapa negara non-Muslim mulai meningkat.
Beberapa contoh negara tersebut ialah Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini mulai agresif dalam meningkatkan devisa negara melalui sektor industri halal.
Selain itu, Aisha juga menjelaskan Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) telah disahkan 29 Septermber lalu.
UU JPH ini mewajibkan setiap produk pangan untuk mensertifikasi halal produknya. UU JPH ini akan mulai diberlakukan dalam lima tahun yang akan datang.
Aisha menjelaskan proses sertifikasi halal yang diatur dalam UU JPH memang cukup panjang. Pertama, produsen perlu mendaftar ke Badan Pengawas Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan kemudian diserahkan pada lembaga sertifikasi halal yang ditunjuk.
Lembaga sertifikasi halal ini kemudian akan mengaudit dan hasil auditnya dilaporkan kembali ke BPJPH. BPJPH lalu melanjutkan laporan tersebut pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk difatwakan. Fatwa dari MUI ini kemudian dikembalikan pada BPJPH untuk diberikan sertifikat dan logo Halal.
Untuk saat ini, Aisha menyatakan pihak-pihak terkait termasuk komunitas Halal Corner masih mendiskusikan dan mengawal UU JPH tersebut.
Karena itu, Aisha menyarankan agar produsen segera mensertifikasi halal produknya dengan alur sederhana yang berlaku saat ini sebelum UU JPH berlaku. Untuk saat ini, estimasi waktu untuk proses sertifikasi halal melalui MUI kurang lebih hanya satu bulan.
12.52
Allah Pun Tertawa
Allah pun Tertawa
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Syukur
Suatu waktu, Rasulullah SAW kedatangan tamu orang yang sangat tidak mampu (miskin), Rasulullah mengajak tamu tersebut ke rumah salah seorang istri beliau agar bisa dijamu selayaknya. Namun, istri Rasulullah hanya memiliki air putih dan tidak bisa menghidangkan makanan yang lain.
Rasulullah SAW kemudian membawa tamunya kepada para sahabatnya, seraya menawarkan, “Siapa saja yang memuliakan tamuku ini, akan mendapat surga.” Salah seorang sahabat yang bernama Abu Thalhah spontan menjawab, “Saya Rasulullah!”
Ia belum sempat berpikir, apakah di rumah ada makanan atau tidak? Yang terpenting, dia bisa menolong orang lain dan mendapatkan surga sebagaimana ditawarkan Rasulullah SAW.
Selanjutnya, tamu Rasulullah itu pun diajak ke rumahnya. Sampai di rumah, ia berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah ini!” Istrinya menjawab, “Kita tidak punya persediaan makanan, kecuali untuk si kecil anak kita!”
Tanpa berpikir panjang, Abu Thalhah langsung mengutarakan idenya, “Siapkan makanan itu, lalu pura-puralah memperbaiki lampu penerang yang ada di rumah, dan tidurkanlah anak kita!” Ketika hari sudah gelap, tamu Rasulullah itu diajak ke tempat makan.
Istri Abu Thalhah sibuk mempersiapkan hidangan seakan-akan untuk seluruh anggota keluarganya ditambah tamu Rasulullah.
Setelah makanan dihidangkan, istri sahabat itu mendekati lampu penerang rumahnya, berpura-pura memperbaikinya, dan kemudian memadamkannya.
Tujuannya tidak lain, agar sang tamu merasa nyaman menikmati hidangan itu sendirian. Sebab, porsi makanan yang ada hanya cukup untuk satu orang.
Tamu itu menikmati hidangan yang ada dengan lahap, tanpa merasa ada yang janggal dalam jamuan makan malam itu. Dia mengira tuan rumah juga ikut makan bersamanya.
Keesokan harinya, Abu Thalhah menghadap Rasulullah SAW, ia disambut dengan senyuman, lalu beliau bersabda, “Allah tertawa (rida) dengan yang kalian lakukan berdua tadi malam.”
Hasilnya, Rasulullah rida dengan simbol berupa senyuman ketika bertemu Abu Thalhah, dan menyampaikan kabar gembira bahwa Allah pun rida dengan apa yang mereka berdua lakukan.
Setidaknya ada tiga hikmah yang bisa kita petik dari kisah yang menjadi sebab turunnya Surah al-Hasyr ayat 9 ini.
Pertama, betapa Rasulullah SAW dan Abu Thalhah sahabatnya memiliki jiwa penolong yang sangat mengagumkan sehingga dengan jiwa tersebut, keduanya tidak sempat berpikir apakah di rumahnya ada makanan yang bisa disuguhkan pada tamunya atau tidak? Yang penting memberi!
Kedua, ketika kedermawanan sudah mendarah daging dalam diri seseorang, berbagai cara bisa ia lakukan untuk tetap bisa memberi kepada orang lain, betapapun sulitnya kondisi yang sedang ia alami.
Ketiga, orang yang dermawan tidak pernah memikirkan tentang dirinya saat hendak memberi, apa yang akan ia makan? Bagaimana nasibnya nanti ketika ia memberi apa yang dibutuhkannya kepada orang lain?
Bahkan, orang yang dermawan mungkin saja menomorduakan kebutuhan keluarganya ketika ada orang yang lebih membutuhkan.
Maka pantas jika kemudian orang yang memiliki jiwa seperti ini akan mendapat rida Allah SWT. Dan di akhirat akan dimasukkan ke surga-Nya. Sebab, orang yang seperti ini lebih mengutamakan orang lain, atas diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr [59]: 9).
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Syukur
Suatu waktu, Rasulullah SAW kedatangan tamu orang yang sangat tidak mampu (miskin), Rasulullah mengajak tamu tersebut ke rumah salah seorang istri beliau agar bisa dijamu selayaknya. Namun, istri Rasulullah hanya memiliki air putih dan tidak bisa menghidangkan makanan yang lain.
Rasulullah SAW kemudian membawa tamunya kepada para sahabatnya, seraya menawarkan, “Siapa saja yang memuliakan tamuku ini, akan mendapat surga.” Salah seorang sahabat yang bernama Abu Thalhah spontan menjawab, “Saya Rasulullah!”
Ia belum sempat berpikir, apakah di rumah ada makanan atau tidak? Yang terpenting, dia bisa menolong orang lain dan mendapatkan surga sebagaimana ditawarkan Rasulullah SAW.
Selanjutnya, tamu Rasulullah itu pun diajak ke rumahnya. Sampai di rumah, ia berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah ini!” Istrinya menjawab, “Kita tidak punya persediaan makanan, kecuali untuk si kecil anak kita!”
Tanpa berpikir panjang, Abu Thalhah langsung mengutarakan idenya, “Siapkan makanan itu, lalu pura-puralah memperbaiki lampu penerang yang ada di rumah, dan tidurkanlah anak kita!” Ketika hari sudah gelap, tamu Rasulullah itu diajak ke tempat makan.
Istri Abu Thalhah sibuk mempersiapkan hidangan seakan-akan untuk seluruh anggota keluarganya ditambah tamu Rasulullah.
Setelah makanan dihidangkan, istri sahabat itu mendekati lampu penerang rumahnya, berpura-pura memperbaikinya, dan kemudian memadamkannya.
Tujuannya tidak lain, agar sang tamu merasa nyaman menikmati hidangan itu sendirian. Sebab, porsi makanan yang ada hanya cukup untuk satu orang.
Tamu itu menikmati hidangan yang ada dengan lahap, tanpa merasa ada yang janggal dalam jamuan makan malam itu. Dia mengira tuan rumah juga ikut makan bersamanya.
Keesokan harinya, Abu Thalhah menghadap Rasulullah SAW, ia disambut dengan senyuman, lalu beliau bersabda, “Allah tertawa (rida) dengan yang kalian lakukan berdua tadi malam.”
Hasilnya, Rasulullah rida dengan simbol berupa senyuman ketika bertemu Abu Thalhah, dan menyampaikan kabar gembira bahwa Allah pun rida dengan apa yang mereka berdua lakukan.
Setidaknya ada tiga hikmah yang bisa kita petik dari kisah yang menjadi sebab turunnya Surah al-Hasyr ayat 9 ini.
Pertama, betapa Rasulullah SAW dan Abu Thalhah sahabatnya memiliki jiwa penolong yang sangat mengagumkan sehingga dengan jiwa tersebut, keduanya tidak sempat berpikir apakah di rumahnya ada makanan yang bisa disuguhkan pada tamunya atau tidak? Yang penting memberi!
Kedua, ketika kedermawanan sudah mendarah daging dalam diri seseorang, berbagai cara bisa ia lakukan untuk tetap bisa memberi kepada orang lain, betapapun sulitnya kondisi yang sedang ia alami.
Ketiga, orang yang dermawan tidak pernah memikirkan tentang dirinya saat hendak memberi, apa yang akan ia makan? Bagaimana nasibnya nanti ketika ia memberi apa yang dibutuhkannya kepada orang lain?
Bahkan, orang yang dermawan mungkin saja menomorduakan kebutuhan keluarganya ketika ada orang yang lebih membutuhkan.
Maka pantas jika kemudian orang yang memiliki jiwa seperti ini akan mendapat rida Allah SWT. Dan di akhirat akan dimasukkan ke surga-Nya. Sebab, orang yang seperti ini lebih mengutamakan orang lain, atas diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr [59]: 9).
Labels:
CERITA INSPIRATIF,
Kisah Hikmah
12.43
Anak Kelas 2 SD diajari "DILARANG PUTUSIN AKU"
Anak Kelas 2 SD diajari "DILARANG PUTUSIN AKU" - Lagi-lagi anak
didik kita disuguhi dengan materi yang sangat tidak mendidik. Dan ini
terjadi pada Anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Sebuah buku
pelatihan untuk anak kelas 2 SD memberikan materi yang sungguh sangat
tidak pantas. Dalam salah satu pembelajaran, buku yang ditujukan bagi
siswa kelas 2 SD tersebut mengajarkan instruksi yang menyimpang tentang
penjelasan rambu-rambu lalu lintas
infoguruterbaru.com |
Pada materi tersebut disajikan Rambu dengan gambar huruf S dicoret yang
semestinya berarti 'dilarang stop', dipelesetkan 'dilarang selingkuh'.
Rambu dilarang parkir, dituliskan 'dilarang putusin aku'. Rambu dilarang
berbalik arah menjadi'dilarang putarbalikan fakta'. Sedangkan rambu
dilarang belok kiri dan belok kanan ditulis 'dilarang lirik kiri dan
kanan saat berjalan denganku'.
Banyak yang memberikan komentar negatif terhadap peredaran buku
tersebut. Salah satunya ada yang mengajak untuk segera melapor kepada
Mas Menteri lewat FansPage nya. Materi pelajaran seperti ini seharusnya
tidak boleh disajikan kepada anak didik, apalagi untuk anak yang masih
kelas 2 SD. Temuan kesalahan ditemukan oleh akun Facebook Ferry Gustiawan yang kemudian diunggahnya pada Sabtu (29/11).
Maka dari itu sebagai orang tua maupun pendidik, sebaiknya juga selalu
memperhatikan materi dari buku untuk anak-anak nya. Sehingga kesalahan
seperti ini segera dapat diketahui dan segera mendapatkan solusi. Entah
nantinya buku akan ditarik dari peredaran maupun dilakukan revisi.
12.40
Kemenag Dalami Kasus Kristenisasi di Monas dan Thamrin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama mengaku masih terus
mendalami kasus indikasi kristenisasi terhadap warga Sentul Bogor di
Kawasan Monumen Nasional pada awal November lalu. Sejauh ini, Kemenag
melalui Balitbang telah menemukan adanya keterlibatan oknum pengunsaha
di Sentul yang mengorganisir massa untuk datang ke Monas.
“Mobilisasi dilakukan oknum perusahaan di Sentul City,” ujar Kapuslitabang Pendidikan Kemenag Abd. Rahman Mas'ud kepada Republika, Rabu (3/12).
Pada ahad 2 November lalu, sebanyak 350 warga kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor diajak ke Monas untuk berwisata. Namun sesampainya di Monas, warga diikutkan beberapa rangkaian kegiatan mulai dari konseling masalah kehidupan, hingga menawarkan solusi yang dicurigai merupakan indikasi kristenisasi.
Di saat yang bersamaan, di jalan Thamrin terdapat acara Car Free Day yang juga diduga kuat menjadi ajang kristenisasi serupa, melalui pembagian kalung berlogo merpati, puisi-puisi bernada kristiani, serta biskutit dengan simbol tertentu.
Kedua kegiatan di pusat Ibu Kota jakarta diduga kuat dilakukan oleh kelompok yang terorganisir. “Kedua kegiatan tersebut disinyalir ada kaitan,” ujar dia.
Dia mengimbau agar Ditjen Kristen duduk bersama dengan majelis, untuk membahas masalah ini. “Ada indikasi pemurtadan yang melanggar aturan dakwah yang sudah diatur,” ujar dia.
“Mobilisasi dilakukan oknum perusahaan di Sentul City,” ujar Kapuslitabang Pendidikan Kemenag Abd. Rahman Mas'ud kepada Republika, Rabu (3/12).
Pada ahad 2 November lalu, sebanyak 350 warga kecamatan Babakan Madang, Sentul, Bogor diajak ke Monas untuk berwisata. Namun sesampainya di Monas, warga diikutkan beberapa rangkaian kegiatan mulai dari konseling masalah kehidupan, hingga menawarkan solusi yang dicurigai merupakan indikasi kristenisasi.
Di saat yang bersamaan, di jalan Thamrin terdapat acara Car Free Day yang juga diduga kuat menjadi ajang kristenisasi serupa, melalui pembagian kalung berlogo merpati, puisi-puisi bernada kristiani, serta biskutit dengan simbol tertentu.
Kedua kegiatan di pusat Ibu Kota jakarta diduga kuat dilakukan oleh kelompok yang terorganisir. “Kedua kegiatan tersebut disinyalir ada kaitan,” ujar dia.
Dia mengimbau agar Ditjen Kristen duduk bersama dengan majelis, untuk membahas masalah ini. “Ada indikasi pemurtadan yang melanggar aturan dakwah yang sudah diatur,” ujar dia.
11.37
ALAMAT, NOMOR TELEPON/HP, PANTI ASUHAN MUH DI JAWA TIMUR DAN BALI
Alamat, Nomor Telepon/HP, Panti Asuhan Muh di Jawa Timur dan Bali
NO
|
NAMA PANTI
ASUHAN
|
ALAMAT
|
KOTA / KAB
|
KETUA/PJ
|
NO HP/TELP
|
|
1
|
PA Muh.
Kota Madiun
|
Jl. Merbabu
No. 26 Kota Madiun
|
Kota Madiun
|
Drs. Suyono
|
0351-453920
/ 081359807156
|
|
2
|
PA Yatim
Muh. 2
|
Jl. Basuki
Rahmat Gg Aspol Bojonegoro
|
Bojonegoro
|
Ir. Abd
Wahid/Padmo
|
0353-885415
|
|
3
|
PAY
Aisyiyah Putra
|
Jl. Sikatan
No.33 - Blkng Kantor Camat Sumberrejo
|
Bojonegoro
|
Hj.
Djamilah Shodiq
|
0353-332958
|
|
4
|
PAY
Aisyiyah Putri
|
Jl. Raya
No. 315 Sumberrejo
|
Bojonegoro
|
Hj.
Djamilah Shodiq
|
0353-332606
/ 081345314
|
|
5
|
PA Muhammadiyah
|
Jl. Sendang
280 Paciran Lamongan
|
Lamongan
|
Ahmad Amin
|
0322 663206
/
081 23 152 593 |
|
6
|
PA Yatim
Muh.
|
Jl. Jend.
Sudirman Gg. Ikan Tombro 1 Lmg.
|
Lamongan
|
M.R
Syahidin
|
0811371875
081554770875
|
|
7
|
PAY Muh
Babat
|
Babat
Lamongan
|
Lamongan
|
H. Munir
|
081 331 575
974
|
|
8
|
PAY Aisyiyah Babat
|
Babat
Lamongan
|
Lamongan
|
081 331 575
974
|
||
9
|
PA Tunas
Melati Muh
|
Kutorejo
III/343 Tuban
|
Tuban
|
Drs H
Supratikno
|
(0356)
325764 / 08123355433
|
|
10
|
PA Yatim
Putri Muh
|
Jl. Gede
Pare - Kediri
|
Kab. Kediri
|
Drs.H.
Nurhasan Y
|
(0354)
393717
|
|
11
|
PAYM Gurah
Kab Kediri
|
Ds. Krekep
Kec. Gurah Kab. Kediri
|
Kab. Kediri
|
H.Hari
Santoso, SPd
|
(0354) 545
793
|
|
12
|
PA Muh Kepung.
|
Jl. Delima 6 Damarwulan
Kepung Kediri
|
Kab. Kediri
|
Drs Ansory
|
(0354) 396 014
|
|
13
|
PA Putra
Kras
|
Ds. Jambean
Dsn Brejuk Kras
|
Kab. Kediri
|
H. Maksum
|
(0354)479
269
|
|
14
|
PA Putri
Kras
|
Ds. Jambean
Dsn Brejuk Kras
|
Kab. Kediri
|
H. Maksum
|
(0354) 479
285
|
|
15
|
PA Yatim
Kandat
|
Desa
Purworejo Kandat
|
Kab. Kediri
|
Imam Sujono
MM
|
081 556 500
800
|
|
16
|
PA Muh.
Putra Pare
|
Jl. Mayjen
Mas Iman 1 Puhrejo Pare
|
Kab. Kediri
|
Drs.H.N.
Yasid
|
(0354)
395891
|
|
17
|
PAM Gampeng
|
SoboNambaan
Kec Ngasen
|
Kab. Kediri
|
Marlan
Spd.Sg
|
081 555 798
320
|
|
18
|
PAY ULin
Nuha Puncu
|
Jl Sumur
Agung Asmorobangun
|
Pare Kediri
|
Sulistyo
Saputro S.Pd
|
(0354) 396
014
081 359 360 406 |
|
19
|
PA Muh
Sukarno Ar Royid
|
Jl Pare
Lama
|
Kab. Kediri
|
Edi
Kustanto
|
0354 326
295 /
|
|
20
|
Panti Puncu
Muhammadiyah
|
Jalan
Gadungan Puncu Kediri
|
Kab. Kediri
|
Bapak
Marteken
|
081 333 469
911
|
|
21
|
PA Aisiyah
Cab . Kras
|
RT 03 Rw 04
Ds Banjaranyar Kras
|
Kab. Kediri
|
Dra.
Jauhartini, SH, MM
|
085 645 730
426
|
|
22
|
PA
Muhammadiyah Putra
|
Jl. KHA
Dahlan No. 39 Kota Kediri
|
Kota Kediri
|
Niam
|
081 335 798
015
|
|
23
|
PA
Muhammadiyah Putri
|
Jl Pemuda
No 18 A kota kediri
|
Kota Kediri
|
Saptowo
Salimo
|
(0354)
698812 81 335 657 826
|
|
24
|
PA Putri
AISYIYAH SITI FATIMAH
|
Sembung Tulungagung
|
Tulungagung
|
Ismayati, A.Ma
|
(0355) 329
675
|
|
25
|
PA Muhammadiyah putra .
|
Jl. Ir
Sukarno 44 Kota Blitar
|
Kota Blitar
|
H.M. Moenir
|
(0342)802 516
081 233 955 871 |
|
26
|
PA Yatim
Putri
|
Jl. Ir
Sukarno 11 Kota Blitar
|
Kota Blitar
|
H.M. Moenir
|
(0342) 811
263
081 233 955 871 |
|
27
|
PA Muh.
Kertosono Putri 1
|
Jl.
Supriyadi 17 D Kertosono Banaran
|
Nganjuk
|
Ahmad
Muslih
|
0358-554485
|
|
28
|
PA Muh.
Kertosono Putra 2
|
Jl. Ahmad
Dahlan 2 Pandan Toyo Kertosono
|
Nganjuk
|
Sudardji
|
0358-556073
|
|
29
|
PA
Putra Kertosono Putra 3
|
Bangsri
Kertosono
|
Nganjuk
|
Ibnu
|
0358-330550
|
|
30
|
PA
'Aisyiyah Kertosono Putri Nganjuk Kota
|
Jl. Kartini
69 /Jl Veteran 6-B
|
Nganjuk
|
Hj. Tutik
Murdiati, B.Sc
|
0358-321658
/ 081359638365
|
|
31
|
PA Yatim
Piatu Putra
|
Jl Letkol
slamet Wardoyo no 103 Lumajang
|
Lumajang
|
Yossie
Sundarso
|
85236920109
|
|
32
|
Panti
Asuhan Senduro
|
Jl Panglima
Sudirmn no 66 Senduro
|
Lumajang
|
Suyatno,
S.Pd, abdul samai
|
(0334)
610102, 085236865333
|
|
33
|
PAY
Muh.Puteri
|
Jl.
Diponegoro No. 26 Lumajang
|
Lumajang
|
Yasmadi
|
(0334)
881409 / 081559 21 787
|
|
34
|
PAY Putera
|
Jl. Sukarno
Hatta 94 B Kel.Sukabumi-Kota Probolinggo
|
Probolinggo
|
Syamsul
Arifin, S.Ag
|
0335-420354
/ 081332338446
|
|
35
|
PAY Puteri
|
Jl. Ir. H.
Juanda 57 H Kel Trisnonegaran –Proboinggo
|
Probolinggo
|
Dra.Hj.
Mutmainah
|
(0335)
421500 /
081 23454132 |
|
36
|
Panti Wreda
Muh.
|
Jl. TGP/
Slamet Riyadi 3 A Kel. Kaningaran-Probolinggo
|
Probolinggo
|
Nur Salam,
S.Ag
|
0335
(7607018) / 081332338446
|
|
37
|
PA
Al-Naa'uum
|
Jl.
Sukarno-Hatta II/34 Pasuruan
|
Kota
Pasuruan
|
Cahyani
Halim
|
0343-421202
/ 081559612687
|
|
38
|
Panti
Asuhan Harapan Putra Kab
|
Jalan raya
klien sari 162 Panarukan Situbondo
|
Situbondo
|
marwoto
(baru)
|
(0338) 672
482 /
081 135 9712 |
|
39
|
Panti
Asuhan Harapan Putri Kab
|
Jalan raya
klien sari 162 Panarukan Situbondo
|
Situbondo
|
Syahwoto
S.pd
|
0338)
670250 / 081 135 9712
|
|
40
|
Panti
Asuhan Tunas Melati
|
Jl. Karang
Malang Pokaan, Kapongan , Situbondo
|
Situbondo
|
Abdurrahman.
BA.
|
085236351
925 / 081 803 549 167
|
|
41
|
PA Putri
'Aisyiyah
|
Jl. Sucipto
Yudadiharjo Gg Panti Bondowoso
|
Bondowoso
|
Ratna
widawati, S.Pd
|
0322-433283
/ 08523625896
|
|
42
|
PA Yatim
Budi Mulya
|
Jalan
Sutawijaya 17 c, Sumberejo, Banyuwangi
|
Banyuwangi
|
H. Amin
Karim
|
(0333)
428548
|
|
43
|
PA Y
Ukhuwah Islamiyah Muh. Buluagung
|
Jl. Sawahan
52. Desa Buluagung Siliragung
|
Banyuwangi
|
Dr Firman
Abadi
|
(0333) 713 531 /
081 234 525 46 |
|
44
|
PA
Muhammadiyah Putra
|
Jl Letjen
Panjaitan 8 / 38 B
|
Jember
|
Drs. A.
Wafid
|
(0331) 330
293 / 081336393337
|
|
45
|
Panti Asuhan
Putri Aisyiyah
|
Jl Riau No
13 Jember
|
Jember
|
Hj. Siti
Nirjanah Hanie
|
0331-332278
|
|
46
|
PA
Muhammadiyah Kab Madiun
|
Jalan
Lapangan Uteran Geger Kab Madiun
|
Kab. Madiun
|
Agustri
Cahyono, MA
|
0351 364
058 / 081335205661
|
|
47
|
PA Yatim
Muh. 1
|
Jl. H. Agus
Salim No. 15 Bojonegoro
|
Bojonegoro
|
Ir. Abd
Wahid/Padmo
|
0353-883542
|
|
48
|
PAY Putri
|
Jl.
Joiranan 21 Madiun
|
Kota Madiun
|
Drs. Suyono
|
0351-459416
/ 081359807156
|
|
49
|
Panti
Asuhan Muhammadiyah
|
Jl Salak
29-31 Magetan
|
Magetan
|
Suparlan ST
|
(0351)
895639 / 081335407250
|
|
50
|
Panti
Tahfidul Qur’an Gandon
|
Gandon Kec.
Ngaridoyo Magetan
|
Magetan
|
|||
51
|
Panti
Asuhan Muh Ngawi
|
Jl
Diponegoro Gang Kenongo III 26 Ngawi
|
Ngawi
|
Drs Suwarto
Abas M.H
|
0351 749
666
|
|
52
|
PA Putra
Muhammadiyah Malang
|
Bareng
Tenes IV A/637 Kota Malang
|
Kota Malang
|
Drs. Zaenul
|
365453/
082131941232 |
|
53
|
PA Putri
Aisyiyah
|
Jl. MT.
HaryoNo III/231 A Kota Malang
|
Kota Malang
|
Aning
Rokhani/B Yono
|
0341-582717
/ 081555695526
|
|
54
|
PA dan PP
Al Munawaroh Malang
|
Jl. Kyai
Sofyan yusuf No. 32 Malang
|
Kota Malang
|
. M. Yasin
Suhaimie
|
0341-719222
/
081 80 35 5001 |
|
55
|
PA KH. Mas
Mansyur Malang
|
Jl. Raya
Sulfat NO. 43 Malang
|
Kota Malang
|
Drs. H.
Mardjono, M.Si
|
0341-474322
/
081 233 044 23 |
|
56
|
PA
Yatimpiatu Al-Ma'wa
|
Jl.
Soedirman 203 Sumberpucung
|
Kab. Malang
|
Hadi
Santoso
|
0856360
8165
|
|
57
|
PA Yatim
Piatu Putri
|
Kepanjen.
Jalan Adi Santoso 54 Ardirejo
|
Kab. Malang
|
Abdul
Syukur
|
(0341) 395
062
|
|
58
|
PA Yatim
Piatu
|
Pakisaji
Jl. Kramatan no. 16
|
Kab. Malang
|
Aprilianto
|
(0341) 8000
11
|
|
59
|
PA Yatim
Paitu Putri Al Falah
|
Jl Ahmad
Yani No 244 Sumberporong Lawang
|
Kab. Malang
|
H Sugeng
Widodo Maisaroh
|
(0341) 423
302 8613587
|
|
60
|
PA yatim
piatu Pondok Yatim Perhasia
|
Jl.
Mondoroko Gang IV/04
|
Kab. Malang
|
Hidayat
murtadho
|
(0341) 70
225 48
|
|
61
|
||||||
62
|
PA Terpadu
Bina Sejahtera Aisyiyah
|
Jl Kasbudi
11 Desa Bumiaji Kec Bumiaji Batu
|
Batu
|
Drs Teguh W
M.Agr
|
(0341) 513
482 08164290483
|
|
63
|
P A Darul
Muttaqin
|
Jl Raya
Tambak rejo Keraton
|
Kab.
Pasuruan
|
H.M Mirin
|
(0343)
428564
081 357 851194 |
|
64
|
PA Muhammadiyah
Bangil
|
Jl. Jaksa
Agung Suprapto Bangil
|
Kab.
Pasuruan
|
Amin
Setyawan, S.Pd
|
||
65
|
PA Darul
Arqam
|
Jl. KHA
Wachid Hasyim 202 Pasuruan
|
Kota
Pasuruan
|
Suyatno,
S.Pd
|
0343-412673
/ 085815320768
|
|
66
|
PA Yatim
Muh.
|
Jl. PAY
166-167 Bandung Gedeg Mojokerto
|
Kab.
Mojokerto
|
H.
Hudiono
|
(0321)
363089 / 0856 337 38 65
|
|
67
|
PA Yatim
Muh.
|
Jl. R.
Wijaya Tawangsari Trowulan Mj.kerto
|
Kab.
Mojokerto
|
Much.
Muchlis
|
||
68
|
PA Yatim
Muh.
|
Jl. Mas
Mansur No. 24 Mojokerto
|
Kota
Mojokerto
|
Dr. H.M.
Manruf
|
(0321)321618
/ 08121733259
|
|
69
|
PA Yatim
Muh. Puri
|
Jl. Raya
Tangunan Puri Mojokerto
|
Kab.
Mojokerto
|
H.M.
Soedja Chardiana
|
0321-510361
|
|
70
|
PA Yatim
Muh. Dlanggu
|
Dsn. Sumbersari
Sumberkarang Dlanggu Mjk
|
Kab.
Mojokerto
|
Mashuda
|
||
71
|
PAY
Muhammadiyah
|
Jl. Raya
A.Yanni Pacet Mojokerto
|
Kab.
Mojokerto
|
H.M.
Rifa'i
|
0321-690108
/ 081330162169
|
|
72
|
PA Yatim
Muh.
|
Jl. Dr.
Soetomo No. 15 Jombang
|
Jombang
|
Ruslan
|
0321-861210
|
|
73
|
PAY Piatu
Muh. Al Inabah Babadan (PAYAMUBA)
|
Jl.
Tunggal Asri 77 Bareng Babadan Ponorogo
|
Ponorogo
|
Drs. H.
Agus Akhmadi, M.Pd
|
0352-482968
|
|
74
|
PA
Muhammadiyah Ponorogo
|
Jl. KBP.
Duriyat No. 29 Ponorogo
|
Ponorogo
|
Drs.
Muhammad Idris
|
0352
487124 / 081323208677
|
|
75
|
PA
Muhammadiyah Putri Nyai Ahmad Dahlan
|
Jl. Imam
Bonjol No. 44 Ponorogo
|
Ponorogo
|
Drs. Budi
Cahyanto M, M.Pd
|
0352-487
673 / 081335111975
|
|
76
|
PA
Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo
|
Jl. Ukel
69 II/7 Kertosari Ponorogo
|
Ponorogo
|
H.
Syarifan Nurjan, S.Ag. MA
|
0352-486644
/ 08123431709
|
|
77
|
PAY dan
Dhuafa Muh. Al-Ma'un
|
Jl.
Pemuda No.34 B Balong Balong Ponorogo
|
Ponorogo
|
Drs.
Bonari
|
0352
-371193 / 081 259 8522661
|
|
78
|
PAYP
Dhuafa Muhammadiyah Al Amin
|
Jl.
Makali 33 Jetis Ponorogo
|
Ponorogo
|
Sholahudin
Haris, S.Pd
|
0352-312684
/ 08125993009
|
|
79
|
PAYP Dan
Dhuafa
|
Jl.
Puntodewo 11 Bungkal Ponorogo
|
Ponorogo
|
A'an
Mi'rojul Wathoni, S.Pd
|
8113314218
|
|
80
|
PAYP dan
Dhuafa Al Hkmah Siman Ponorogo
|
Jl.
Wisanggeni 01 Beton Siman Ponorogo
|
Ponorogo
|
Aini ,
S.Ag
|
81335741361
|
|
81
|
PAY dan
Duafa Muh. Ar Rahmah
|
Ds.
Joresan Kec. Mlarak Ponorogo
|
Ponorogo
|
Drs. Rudi
Purdiyanto Mtg
|
0352-312965
/ 081 3443 3411
|
|
82
|
PAY dan
Duafa Muh Darul A'dhom
|
Komplek
Perguruan Muhammadiyah, Yanggong Jimbe Jenangan Ponorogo
|
Ponorogo
|
Muhammad
Abu Hanifah, S.Sos
|
||
83
|
PATP
Muhammadiyah Ta'awun
|
Ds.
Plalangan Kec. Jenangan Ponorogo 63492
|
Ponorogo
|
|||
84
|
P A AR –
Fachrudin Muh Ponorogo
|
Jl
Puspwarno 89 Mangkujayan Ponorogo
|
Ponorogo
|
Edy
Widodo, S.T
|
0352
481412 / 085 730 185 038
|
|
85
|
Panti
Asuhan Muhammadiyah
|
Jl. KHA
Dahlan No 39 Rt 08 Rw 08 Mojoroto
|
Kediri
|
Drs
|
0352
773939 / 0352 771948
|
|
86
|
PAY
Pacitan
|
Pacitan
|
||||
87
|
PA Muh.
Cabang Tambaksari
|
Jl.
Gresikan No. 59 Surabaya
|
Surabaya
|
H. Ahmad
Fadhil Taslim
|
031-5013544
/ 081331717374
|
|
88
|
PA
‘Aisyiyah I Baratajaya
|
Jl.
Baratajaya XIX/172 Surabaya
|
Surabaya
|
Hj. Noor
Nafisah
|
031-5044381
/ 031 5032275
|
|
89
|
PA
‘Aisyiyah II Kebonsari
|
Jl.
Kebonsari Baru No. 36 A Surabaya
|
Surabaya
|
Hj. Nur
Cholilah
|
031-8282488
|
|
90
|
PA Muh.
Pakis Gunung
|
Jl. Pakis
Gunung I B/5 Surabaya
|
Surabaya
|
H.
Abdullah
|
031-5663209
|
|
91
|
PA Muh.
Putat Jaya
|
Jl. Putat
Jaya Barat VIII B/41 Surabaya 60255
|
Surabaya
|
Mawarno
|
031-5677579
/ 081 332 656430
|
|
92
|
PA
Muhammadiyah Wiyung
|
Jl. Gemol
Gg IC/23A Wiyung Surabaya
|
Surabaya
|
IrwandoNo
Triyogo, SH
|
031-7671818
|
|
93
|
PA
Muh.Karangpilang
|
Jl.
Mastrip Karangpilang Barat 64-66 Surabaya
|
Surabaya
|
H.
Choirul Anam
|
031-7666278
|
|
94
|
PA Muh.
Al Hikmah
|
Jl.
Grogol III/12 Genteng Surabaya
|
Surabaya
|
Ainurrofiq
|
031-5465816
|
|
95
|
PA
MuhKH.Ahmad Dahlan
|
Jl.
Tambak Asri No.202 Krembangan
|
Surabaya
|
Teguh
Suryadi, S.Si
|
031-7499963
|
|
96
|
PA
Muhammadiyah Rungkut
|
Jl.
Kedung Asem F/41 Rungkut Surabaya
|
Surabaya
|
Drs.Zuhal
Hadikusuma
|
031-8713074
|
|
PA
Muhammadiyah
|
Medokan
Asri MA 1 blok P 25
|
Surabaya
|
Suprapto
|
3171082317
|
||
97
|
PA
Muhammadiyah Kenjeran
|
Jl.Tambak
Wedi Baru 77 Surbaya
|
Surabaya
|
Drs
Khatam Susanto
|
031
3721589 /
031 70115637 |
|
98
|
PA
Aisyiyah Wiyung
|
Jl.Brantas
XI No 109 Wiyung Surabaya
|
Surabaya
|
Hj. Sri S
Muchlis
|
031
7533859
|
|
99
|
PA ‘Aisyiyah Sidoarjo
|
Ds.
Suwuluh Utara RT.05 RW.02 No. 30 Bl. Bendo Krian Sidoarjo.
|
Sidoarjo
|
Ir Sri
Yuyunani
|
031-8975430
081 357 357 820 |
|
100
|
PA ‘Aisyiyah Sepanjang Sidoarjo
|
Jl. Raya
Ketegan no 19 B Sepanjang Taman Sda
|
Sidoarjo
|
Hj.
Oensidah Maid
|
031-7880902
|
|
101
|
PA`Aisyah
Sidoarjo Hasanudin
|
Jl.Hasanudin
No 73 Sidoarjo
|
Sidoarjo
|
Ibu Titik
|
031-
8959101
081 331 188 909 |
|
102
|
PAY
Muhammadiyah Gresik
|
Ds.
Mojopuro Gede Kec. Bungah
|
Gresik
|
Drs.
Taufiqullah Ahmady
|
031-70958816
|
|
103
|
PA Al
Falah
|
Jl. Cerme
Lor Kec. Cerme Kab. Gresik
|
Gresik
|
|||
104
|
Panti
Asuhan Muhammadiyah
|
Jl. RA.
Abdul Aziz No 86 Pamekasan
|
Pamekasan
|
Drs
Mulyono MA
|
0324
321280
|
|
105
|
PAY
Burneh
|
Jl.
Pahlawan Burneh Bangkalan
|
Bangkalan
|
M.
Munir/H Sukiman
|
031-3097611
|
|
106
|
Panti
Asuhan Muh Sumenep
|
Jl
Pahlawan IV / I Dusun Pandihan Sumenep
|
Sumenep
|
Wagiman
KS
|
(0328)
664 068
|
|
107
|
PA
Muhammadiyah Jembarana
|
Banyubiru
Negara Jembrana Bali
|
Jembrana-Bali
|
Drs.
Murtono
|
81338675121
|
|
108
|
PA
Muhammadiyah Bali
|
Jl. Pulau
Nias no. 2 (LC Dauh Waru) Jembrana, Bali
|
Jembrana-Bali
|
Sutrisno
|
0274522741
/ 0816427315
|
|
109
|
PA
Muhammadiyah denpasar
|
jl. Tukad
Pule 7 A Sesetan Denpasar
|
Denpasar
|
Adib
|
0341-236416
|