ALAMAT : KANTOR PUSAT & ASRAMA PUTRI 1 JL. MERBABU NO 26 KODE POS 63121 TLP. 0351-453920, ASRAMA PUTRI 2 JL. JOIRANAN NO 25, ASRAMA PUTRA JL. TRENGULI NO 18B, rintisan mbs hamka jl poncowati demangan kota madiun
Home » » Tazkyatun Nufus : Mensucikan Jiwa Dalam Ajaran KH Ahmad Dahlan رَحمَهُ اللهُ Part 1

Tazkyatun Nufus : Mensucikan Jiwa Dalam Ajaran KH Ahmad Dahlan رَحمَهُ اللهُ Part 1

Written By pa-ponpes-muhammadiyah-madiun on Januari 25, 2013 | 12.38



Mukaddimah
KHA Dahlan


KRH Hadjid, alumnus Pondok Pesantren Termas sekaligus murid termuda KH Ahmad Dahlan, menulis 7 falsafah ajaran dan 17 kelompok ayat Al-Qur’an yang menjadi pokok wejangan dan pelajaran dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah kita. Beliau berkeyakinan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dalam masyarakat dapat diatasi dengan ketujuh falsafah tersebut sebagaimana ketujuh belas kelompok ayat Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai pegangan pokok oleh para pewaris Muhammadiyah yang tidak sedikit diantara mereka telah meninggalkan jiwa/ruhiyah Muhammadiyah itu sendiri.[1]

Tujuh falsafah ajaran yang dimaksud ialah; (1) Kita, manusia ini, hidup di dunia hanya sekali untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraan?; (2) Kebanyakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri; (3) Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diubah. Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tikad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar; (4) Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya untuk memikirkan, bagaimana sebenarnya hakekat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju?. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran sejati. Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya.”Adakah engkau menyangka bahwasanya kebanyakan manusia suka mendengarkan atau memikir-mikir mencari ilmu yang benar.” Al-Furqan : 44;

Berikutnya, (5) Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, membaca beberapa tumpuk buku…Sekarang, kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir kalau menetapi kebenaran, akan terpisah dari apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata, banyak kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluq yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menempati kebenaran; (6) Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah; (7) Pelajaran terbagi atas dua bagaian: belajar ilmu, pengetahuan atau teori dan belajar amal, mengerjakan atau mempraktekkan. Semua pelajaran harus dengan cara sedikit demi sedikit, setingkat demi setingkat…Demikian juga dalam belajar amal, harus bertingkat. Kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak perlu ditambah.

Adapun 17 kelompok ayat Al-Qur’an yang menjadi pokok wejangan dan pelajaran dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai berikut; (1) Membersihkan diri sendiri, Al-Jâtsiyah ayat 23; (2) Menggempur hawa nafsu mencintai harta benda, al-Fajr ayat 17-23; (3) Orang yang mendustakan agama, al-Mâûn ayat 1-7; (4) Apakah artinya agama itu, al-Rûm ayat 30; (5) Islam dan sosialisme, al-Tawbah ayat 34-35; (6) Surat al-‘Ashr ayat 1-3; (7) Iman/kepercayaan, al-‘Ankabût ayat 1-3; (8) Amal sholeh, al-Kahf ayat 110 dan al-Zumar ayat 2[2]; (9) Wa tawâshaw bil haqq, Yûnus ayat 108, al-Kahf ayat 29, Muhammad ayat 3, al-Anâm ayat 116, al-Furqân ayat 44, al-Anbiyâ ayat 24, Yûnus ayat 32, al-Shaff ayat 9, al-Baqarah ayat 147, al-Anfâl ayat 8, al-Isrâ ayat 81 dan al-Muminûn ayat 70; (10) Wa tawâshaw bish-shabri; (11) Jihad, Âli ‘Imrân ayat 142; (12) Wa anâ minal muslimîn, al-Anâm ayat 162-163; (13) Al-Birru, Âli ‘Imrân ayat 92; (14) Surat al-Qâri’ah ayat 6-11; (15) Surat al-Shaff ayat 2-3; (16) Menjaga diri, al-Tahrîm ayat 6; dan terakhir (17) Apakah belum waktunya, surat al-Hadîd ayat 16.

Demikianlah ketujuh falsafah ajaran dan tujuh belas kelompok ayat al-Qur’an yang selalu ditekankan oleh Allâh Yarhamuhu KH Ahmad Dahlan kepada murid-muridnya. Pada makalah tadabbur al-Qur’an ini kami hanya menyampaikan kelompok pertama yaitu “tazkyatun nufus”, bagaimana seharusnya kita membersihkan diri/jiwa dalam ajaran Mu’assis/Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah kita ini.



[1]  KRH Hadjid, “Muqaddimah” dalam Budi Setiawan dan Arief Budiman Ch. [Peny.] Pelajaran KHA Dahlan : 7 Falsafah Ajaran dan 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an [Yogyakarta: LPI PPM, 2006], Cet. Ke-2, hal. 2-4
[2] KH Ahmad Dahlan diriwayatkan pula sering menukil perkataan ahli hikmah berikut ini :
الناس كلهم موتىَ إلا العلماء والعلماء متحيِّرون إلاالعاملون والعاملون على وجلٍ إلا المخلصون
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | admin | Mas Template
Copyright © 2011. Panti-Asuhan-Muhammadiyah-Madiun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by admin wabsite PA Ponpes Muhammadiyah Madiun