Kelahiran Muhammadiyah pada awal abad ke-20 adalah
jawaban terhadap pentingnya pembaruan (reformasi) kehidupan sosial umat Islam
di Indonesia. Para pemimpin awal
Muhammadiyah, terutama Ahmad Dahlan, menyadari pentingnya menafsirkan keyakinan
Islam untuk memberikan dasar-dasar pembaruan keagamaan dan sosial. Mereka
menunjukkan kesadaran mengenai kebutuhan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi oleh kaum muslim. Usaha mereka yang pertama ialah mengubah pengertian
iman dan menekankan pengetahuan yang lebih mendalam tentang dasar-dasar Islam.
Usaha pembaruan ini menekankan pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam
yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik pembaruan ini disimpulkan
oleh Achmad Jainuri sebagai “ideologi reformis.”[1]
[1] Sebagian
besar dari uraian yang dikemukakan pada bagian ini bersumber dari Achmad
Jainuri, Ideologi Kaum Reformis: Melacak
Pandangan Keagamaan Muhammadiyah Periode Awal (Surabaya: LPAM, 2002).
Posting Komentar