ALAMAT : KANTOR PUSAT & ASRAMA PUTRI 1 JL. MERBABU NO 26 KODE POS 63121 TLP. 0351-453920, ASRAMA PUTRI 2 JL. JOIRANAN NO 25, ASRAMA PUTRA JL. TRENGULI NO 18B, rintisan mbs hamka jl poncowati demangan kota madiun
Home » , » Biografi Ibn Miskawaih dan Pemikirannya

Biografi Ibn Miskawaih dan Pemikirannya

Written By pa-ponpes-muhammadiyah-madiun on Desember 02, 2012 | 14.01


Ibn Miskawaih
Nama lengkapnya  Abu ’Ali al-Khazin Ahmad ibn Ya’qub ibn Miskawaih, adalah seorang filsuf muslim yang dianggap mampu memadukan dua tradisi pemikiran Yunani dan Islam, di samping juga ahli dalam filsafat Romawi, India, Arab, dan Persia, yang memusatkan perhatiannya pada filsafat etika Islam, meskipun sebenarnya Miskawaih adalah juga seorang dokter, sejarawan dan ahli bahasa. Lebih dikenal dengan nama Miskawaih atau Ibn Miskawaih. Nama itu diambil dari nama kakeknya yang semula beragama Majusi (Persia) yang kemudian masuk Islam. Julukannya adalah Abu ’Ali, yang yang merujuk kepada sahabat ’Ali ibn Abi Tholib, di samping juga bergelar al-Khazin yang berarti bendaharawan, karena jabatannya sebagai bendaharawan (baca: mentri keuangan) pada masa kekuasaan ’Adlud al-Dawlah dari Bani Buwaih (al-dawlah al-buwaihiyyah).
            Ibn Miskawaih dilahirkan di Ray (Teheran Iran, sekarang). Para penulis sejarah berselisih pendapat tentang tanggal kelahirannya.  Namun pendapat yang lebih kuat mengatakan Miskawaih lahir pada tahun 330 H/942 M, dan meninggal dunia pada tanggal 9 Shafar 421H/16 Pebruari 1030 M.
            Sebagaimana para peminat ketenaran dan kehidupan yang layak, Miskawaih hijrah ke Baghdad, yang kemudian membawanya mengabdi kepada al-Mahalbi al-Hasan bin Muhammad al-Azdi seoarang menteri pada Mu’izz al-Dawlah bin Buwaih tahun 348 H. sebagai sekretaris pribadinya. Sepeninggal menteri al-Mahallabi, Miskawaih kembali ke Ray yang kemudian mengabdi pada menteri Ibn al-’Amid sebagai kepala perpustakaan sekaligus sekretaris pribadinya, dan terus berlangsung sampai sang menteri wafat tahun 360 H.
Namun, petaka menghampirinya sepeninggal sang menteri Ibn al-’Amid. Putranya yang juga seorang mentri bernama Abu al-Fath ’Ali  ibn Muhammad ibn al-’Amid memenjarakannya tahun 366 H., sampai keberuntungan membawanya bertemu dengan menteri ’Adlud al-Dawlah ibn Buwaih, yang menjadikannya kepala perpustakaan dan sekaligus sekretaris pribadinya. Kariernya terus menanjak dari satu menteri ke menteri lain, dan kepada beberapa pangeran serta keluarga raja di lingkungan pemerintahan Bani Buwaih, sampai meninggal dunia tahun 421 H. di Asfahan.
Ibn Miskawaih belajar sejarah, terutama Tarikh al-Thabari kepada Abu Bakar Ahmad ibn Kamil al-Qadli (350 H./960), dan memperdalam filsafat pada Ibn al-Khammar, seorang tokoh kenamaan yang dianggap cukup menguasai karya-karya Aristotle. Ilmu-ilmu kimia Miskawaih dapatkan dari gurunya seorang ahli di bidang kimia Abu al-Thayyib al-Razi.
Ibn Miskawaih selama lebih dari tujuh tahun sebagai seorang pustakawan, yakni di saat mengabdi pada Abu al-Fadl ibn al-’Amid dan putranya Abu al-fath, untuk selanjutnya sebelum memfokuskan diri pada kerja-kerja intelektualnya, Miskawaih berkiprah dalam kabinet Ahmad ibn Buwaih (amir al-umara`: kepala pangeran) sebagai bendaharawan.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Ibn Miskawaih adalah sosok yang aktif. Tulisan-tulisannya dan informasi-informasi tentang dirinya dalam berbagai referensi menjadi saksi tentang keluasan ilmu pengetahuannya dan kebesaan kultur di masanya. Namun karakter utama (meanstreem) keilmuannya adalah dalam bidang sejarah dan etika. Pada bidang sejarah, lahir sebuah karya penting Tajarib al-Umam wa Ta’aqub al-Himam, sebuah karya sejarah universal. Dan dalam bidang etika, karya yang paling monumental adalah Tahdzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq.
Selain dua bidang tersebut, Ibn Miskawaih memiliki belbagai perhatian. Pada waktu-waktu tertentu dia berkesempatan mempelajari kimia pada seorang arif dan ahli di bidangnya al-Qifthi, serta dalam bidang kedokteran Miskawaih berguru kepada seorang pakar biografi para dokter Ibn Abi ’Ushaybi’ah (w. 668 H/1270 M.).
Puncak kemegahan pemerintahan bani buwaih adalah pada masa ’Adlud al-Dawlah yang berkuasa tahun 367-372 H. Dialah penguasa Islam yang mula-mula menggunakan gelar Syahinsyah (maha raja), adalah gelar yang digunakan raja-raja Persia kuno. Kecuali prestasinya di bidang politik, perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan dan kesusasteraan amat besar. Pada masa inilah Ibn Miskawaih memperoleh kepercayaan untuk menjadi bendaharawan ’Alud al-Dawlah, dan pada masa inilah Miskawaih terkenal sebagai  seorang filsuf, tabib, ilmuan, dan sastrawan.
Tetapi, keberhasilan Bani Buwaih dalam bilang politik dan kemajuan ilmu pengetahuan di masa itu tidak dibarengi dengan ketinggian akhlak, bahkan terjadi kemerosotan akhlak secara umum, baik di kalangan elite, maupun rakyat awam kebanyakan. Adalah hal yang menyebabkan Miskawaih memusatkan perhatiannya pada etika Islam, yang membawanya dijuluki sebagai bapak etika Islam sekaligus guru ketiga (al-mu’allim al-tsalits).
Adapun karya-karya Ibn Miskawaih yang lain, diantaranya: al-Fawz al-’Akbar; al-Fawz al-Ashghar (tentang metafisika: ketuhanan, jiwa, dan kenabian); Tartib al-Sa’adah (tentang etika dan politik); Kitab Adab al-’Arab wa al-’Ajam (tentang etika); al-Hikmah al-Khalidah (tentang etika praksis) Maqalat fi al-Nafs wa al-’Aql (tentang jiwa dan akal); Risalah fi al-’Adalah (tentang keadilan); al-Mustawfi (tentang sastra); al-Jami’; al-Asyribah; al-Adwiyah (tentang kedokteran), dll.

Daftar Pustaka

Abdullah, Amin. 1966. Studi Agama: Normatifitas dan Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

-------. 1995. Falsafah Kalam di Era Posmodernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Al-‘Alawi, Faris Ahmad. 1998. “Nazhariyyat al-Hikmat al-Khalidah fi Falsafat Miskawaih” dalam Al-Ma’rifah. Jurnal Kebudayaan, edisi 406, Juli. Damaskus: Kementerian Kebudayaan Republik Arab Syria.

De Boer, T.J. tt. Tarikh al-Falsafah fi al-Islam. terjemah Muhd. Abd al-Hadi Abu Ridah. Kairo: Maktabah al-Nahdlah al-Mishriyyah.

Basyir, Ahmad Azhar. M.A., K.H. 1994. Refleksi atas Persoalan Keislaman: Seputar Filsafat, Hukum, Politik dan Ekonomi. Bandung: Mizan.

-------. 1983. Miskawaih: Riwayat Hudup dan Pemikiran Filsafatnya, (Yogyakarta: Nur Cahaya.

Ibn Miskawaih. 1988. Tahdhib Al-Akhlak. terjemahan Helmi Hidayat. Bandung: Mizan.

Tim Penulis. 1993. Encyclopedia of Islam. (New Edition), vol. VII. Leiden: E.J. Brill.

Tim Penyusun. 1997. Ensiklopedi Islam. Jakarta: P.T. Ichtiar Baru Van Hoeve.

‘Izzat, ‘Abd al-‘Aziz. 1946. Miskawaih: Falsafatuhu al-Akhlaqiyyah wa Mashadiruha. Kairo: Mathba’ah Mushtafa Babi al-Halabi wa Awladuhu.

Musa, Muhammad Yusuf. 1963. Falsafah al-Akhlaq fi al-Islam wa Shlilatuha bi al-Falsafah al-Ighriqiyyah. Kairo: Muassasat al-Khanji.

Nasr, Sayyed Hossein (ed.). 1966. History of Islamic Philosophy. New York: Routledge.

Rajab, Manshur ’Ali. 1961. Taammulat fi Falsafat al-Akhlaq. Kairo: Maktabat al-Anglo al-Mishriyyah.

Sharif, M.M. (ed.).  1963. A History of Muslim Philosophy. Otto: Harrasowitz.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | admin | Mas Template
Copyright © 2011. Panti-Asuhan-Muhammadiyah-Madiun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by admin wabsite PA Ponpes Muhammadiyah Madiun